MASA JABATAN RAJA-RAJA INI SUNGGUH SANGAT SINGKAT
- Sejarah
Menjadi raja sepintas terlihat menyenangkan. Padahal kenyataannya, saat seseorang menjadi raja, maka ia menjadi harus ekstra waspada dengan kondisi sekelilingnya. Pasalnya akan selalu ada orang yang berupaya membunuhnya bisa menjadi raja baru.
Berikut ini adalah sejumlah raja yang harus lenger atau tewas kendati baru bertahta kurang dari sehari.
Baca juga : Kejadian Eksorsisme Paling Mengerikan
Michael II
Mikhail Fyodorovich Romanov adalah saudara dari Tsar Nicholas II, kaisar Rusia yang bertahta dari tahun 1894 hingga 1917. Sebelum Nicholas memiliki anak, Nicholas sempat mencalonkan Mikhail sebagai penerusnya jika suatu hari nanti Nicholas harus turun tahta sebelum ia bisa memiliki anak.
Istri Nicholas pada akhirnya melahirkan anak laki-laki yang mereka beri nama Aleksei. Kendati sekarang Nicholas memiliki putra kandung sebagai calon pewaris tahtanya, Mikhail tetap memiliki peluang menjadi kaisar Rusia yang baru jika ada sesuatu yang menimpa Aleksei.
Tahun 1914, pecah Perang Dunia Pertama di mana Rusia juga ikut terlibat di dalamnya. Akibat timbulnya krisis ekonomi di Rusia dan buruknya sepak terjang pasukan Rusia dalam perang, rakyat Rusia pun menuntut supaya Nicholas segera turun tahta.
Gencarnya tekanan supaya ia segera turun tahta menyebabkan Nicholas terpaksa mengalah. Ia setuju untuk meletakkan mahkotanya pada tahun 1917. Namun demi menjaga keselamatan Aleksei, Nicholas tidak mencalonkan anaknya tersebut sebagai penerus dirinya.
Fenomena tersebut menyebabkan Mikhail kini bisa menjadi kaisar baru Rusia dengan nama Michail II. Namun rakyat Rusia sendiri ternyata sudah merasa jenuh dengan keluarga kaisar Rusia. Mereka tidak mau lagi dipimpin oleh orang-orang yang masih memiliki hubungan dengan Nicholas.
Badan pemerintahan Rusia menunjuk Georgy Lvov sebagai pemimpin baru Rusia. Ditunjuknya Lvov sekaligus membuat Michail hanya menjabat sebagai kaisar Rusia selama kurang dari 1 hari.
Vira Bahu
Sri Lanka adalah negara pulau yang berlokasi di sebelah selatan India. Di negara ini, pernah berdiri kerajaan yang bernama Polonnaruwa.
Di abad ke-12, Polonnaruwa dipimpin oleh raja Nissanka Malla. Ia memiliki putra yang bernama Vira Bahu. Dengan melihat hal tersebut, maka Vira secara teoritis bakal naik tahta menjadi raja yang baru jika ayahnya kelak meninggal.
Tahun 1196, Nissanka Malla meninggal dunia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Vira Bahu bakal menjadi penerus ayahnya. Ia dilantik di malam yang sama dengan hari kematian ayahnya.
Naiknya Vira Bahu menjadi raja Polonnaruwa yang baru ternyata tidak bisa diterima oleh semua pihak. Hanya beberapa jam setelah Vira Bahu dilantik, sejumlah tentara Polonnaruwa yang dipimpin oleh Tavuru Senevirat melakukan pemberontakan di istana.
Karena pemberontakan tersebut berlangsung secara mendadak, Tavuru dan para pengikutnya berhasil menewaskan Vira Bahu. Tavuru lantas mengklaim bahwa kudeta mematikan ini perlu dilakukan karena menurut pendapatnya, Vira Bahu tidak akan bisa memimpin Polonnaruwa sebaik ayahnya.
Baca juga : Filipina Ambil Tindakan Setelah Kominfo Blokir Judi Online
Louis XIX
Louis Antoine adalah nama dari seorang bangsawan asal Perancis. Ia adalah putra dari Charles X, raja Perancis yang bertahta dari tahun 1824 hingga tahun 1830.
Di tahun 1830 pulalah, Louis naik tahta menjadi raja menggantikan ayahnya. Ia diangkat menjadi raja dengan gelar Louis XIX (Louis ke-19).
Louis sendiri bisa naik menjadi raja melalui peristiwa yang tidak diduga-duga. Saat Charles masih bertahta, Charles dikenal kerap menempatkan kepentingan para bangsawan pendukungnya di atas kepentingan rakyat.
Hal tadi jelas mengundang rasa tidak suka dari rakyat Perancis. Akibatnya, pada tahun 1830 rakyat Perancis pun beramai-ramai memberontak. Mereka memaksa supaya Charles segera turun dari tahtanya.
Perjuangan mereka membuahkan hasil. Karena merasa tidak tahan dengan tekanan yang ia terima, Charles pun setuju untuk mundur dari tahtanya.
Lengsernya Charles menyebabkan Perancis kini tidak memiliki raja. Karena Louis berstatus sebagai putra dari Charles, Louis pun secara otomatis naik menjadi raja Perancis yang baru.
Alih-alih merasa gembira, Louis justru malah merasa bimbang. Pasalnya tidak lama sebelum naik tahta, Louis melihat sendiri bagaimana rakyat Perancis memaksa ayahnya turun tahta.
Louis merasa khawatir kalau ia kelak bakal bernasib serupa. Karena Louis tidak mau mengambil resiko, Louis pun memutuskan untuk turun tahta pada hari yang sama dengan hari pelantikannya. Kurang lebih Louis menjabat selama 20 Menit.
Wanyan Chenglin
Jin adalah nama dari dinasti kerajaan yang pernah berdiri di China. Saat Jin masih berdiri, kerajaan tersebut harus berjibaku melawan banyak musuh sekaligus.
Di sebelah utara, Jin terlibat perang melawan bangsa Mongol yang terkenal dengan kekejamannya. Sementara di sebelah selatan, Jin terlibat perang melawan Dinasti Song yang sedang menguasai wilayah China bagian selatan.
Tanggal 9 Februari 1234, Kaisar Aizong selaku pemimpin Jin menunjuk Wanyan Chenglin sebagai kaisar Jin yang baru. Kondisi Jin saat itu sedang berada di ujung tanduk karena pasukan Mongol sudah mencapai ibukota Jin, Caizou.
Karena Aizong merasa sudah tidak mampu lagi memimpin Jin, Aizong pun merasa putus asa dan menyerahkan kursi tahta Jin kepada Wanyan Chenglin. Tidak lama sesudah itu, Aizong mengakhiri nyawanya sendiri dengan cara melakukan gantung diri.
Chenglin sadar kalau ia menjadi pemimpin Jin dalam situasi yang tidak menguntungkan. Namun Chenglin menolak untuk menyerah pada takdir. Ia lebih memilih untuk berjuang sampai akhir daripada harus tewas tanpa perlawanan.
Atas sebab itulah, tidak lama setelah dirinya menjadi kaisar Jin yang baru, Chenglin memerintahkan sisa-sisa prajuritnya untuk berkumpul di jalanan kota Caizhou.
Saat pasukan Mongol sudah menampakkan diri, Chenglin dan pasukannya kemudian bergegas maju untuk menerjang pasukan Mongol. Dalam peperangan tersebut, Chenglin harus kehilangan nyawanya. Chenglin pun gugur sebagai kaisar dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah dinasti-dinasti China.
Baca juga : Dampak Lingkungan Serangan Israel ke Gaza
Min Shin Saw
Myanmar adalah negara Asia Tenggara yang terletak di antara India dan Thailand. Di negara tersebut, pernah berdiri kerajaan yang bernama Kerajaan Bagan. Walaupun kerajaan tersebut kurang dikenal oleh mereka yang tinggal di luar Asia Tenggara, Pagan memiliki sejarah yang cukup penting bagi Myanmar. Pasalnya kerajaan tersebut pernah mendiami wilayah Myanmar selama lebih dari 2 abad.
Dalam perjalanan sejarahnya, Pagan pernah dipimpin oleh raja yang bernama Sithu. Sithu memiliki seorang putra mahkota yang bernama Min Shin Saw.
Min sendiri ternyata memiliki hubungan yang kurang akur dengan ayahnya. Sebagai akibatnya, Min pun sempat diasingkan oleh ayahnya sendiri.
Tahun 1167, Sithu dibunuh oleh saudara Min yang bernama Narathu. Begitu mendengar kabar kematian ayahnya, Min bergegas kembali ke istana Pagan. Pasalnya selain tidak lagi merasa terancam oleh ayahnya sendiri, Min kini memiliki peluang besar untuk menjadi raja Pagan yang baru.
Sesampainya di ibukota Pagan, Min kemudian dilantik menjadi raja Pagan yang baru. Namun tanpa diketahui oleh Min, ternyata status barunya sebagai raja tidak direstui oleh Narathu.
Saat malam sudah tiba, Narathu beserta para pengikutnya kemudian menyerang Min. Min pun sesudah itu harus meregang nyawa di tangan orang yang sudah menewaskan ayahnya.
Source : Anehdidunia
Baca juga : Era Penuaan Penduduk Indonesia Dimulai