Type Here to Get Search Results !

Hewan Asli Papua Yang Terancam Punah

0

HEWAN KHAS PAPUA YANG JARANG DIKETAHUI DAN TERANCAM PUNAH

  • Fauna

https://i0.wp.com/greatnesia.id/wp-content/uploads/2019/11/hiu-karpet-berbintik.jpg?fit=768%2C446&ssl=1

Jika mendengar kata Cendrawasih tentu yang ada dalam bayangan Anda adalah Papua bukan? Nah, Cendrawasih ini memang berasal dari nama burung yang berasal dari Papua. Selain menawarkan keindahan alam yang cantik tentunya pulau yang satu ini memiliki hewan asli Papua yang dapat untuk Anda ketahui. 

Jika bicara soal fauna khas Papua, maka yang diketahui oleh orang-orang biasanya tidak jauh-jauh dari burung cendrawasih atau burung kasuari. Padahal masih banyak satwa unik lain dari Papua yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di Indonesia. Berikut ini adalah sebagian di antaranya.

Baca juga :  Hewan Parasit yang Bisa Mengendalikan Pikiran Korbannya

Burung Cendrawasih Merah

https://i1.wp.com/hewanpedia.com/wp-content/uploads/2017/12/Burung-Cendrawasih-Merah-2.jpg?resize=1000%2C640&ssl=1

Hampir semua orang tentu sudah tidak asing dengan burung khas Papua ini. Burung cendrawasih merah atau bisa juga disebut sebagai burung surga ini terkenal karena bulunya yang berwarna merah dengan corak hijau, kuning, dan hitam pada bagian kepala.

Burung yang mempunyai nama latin Paradisaea rubra ini termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 33 cm. Cendrawasih merah banyak ditemukan pada dataran paling tinggi dengan kondisi hutan yang cukup lebat.

Burung ini hidup secara berkelompok terutama dalam hal mencari makanan hingga bermain. Keunikan dari burung cendrawasih merah yakni, apabila salah satu di antara mereka terpisah dari kelompoknya, burung tersebut akan mengeluarkan suara untuk memanggil teman-temannya.

Burung jantanlah yang memiliki ekor yang indah dan ini digunakan untuk menarik perhatian burung betina. Ketika musim kawin tiba, burung jantan akan memamerkan bulunya yang indah dengan melakukan tarian-tarian dan mengeluarkan suara seperti nyayian saat berada di atas pohon.

Hiu Karpet Berbintik

https://bertani.co.id/wp-content/uploads/2017/01/Morfologi-hiu-karpet-berbintik-945x603.jpg

Apabila Anda ingin melihatnya langsung maka Anda harus menyusuri perairan yang ada di Kepulauan Raja Ampat. Hewan yang hampir punah ini menjadikan ia dilindungi oleh negara. Untuk bentuknya memang hampir sama dengan Hiu karang biasa, akan tetapi Hiu tersebut memiliki bintik-bintik yang khas sehingga menjadikan hewan ini lebih unik dibandingkan dengan Hiu yang lainnya.

Habitat asli dari Hiu Karpet Berbintik ini yaitu terumbu karang. Namun, dengan adanya aktivitas manusia khususnya untuk pemburu ikan dengan menggunakan dinamit tentu membuat habitatnya menjadi rusak. Tak hanya itu saja, ada keunikan lainnya yang dimiliki Hiu tersebut, dimana Hiu ini menjadi magnet bagi para pemburunya.

Namdur

https://www.beritaunik.net/wp-content/uploads/2013/02/namdur2.jpg

Bagi mereka yang hendak menikah, menyiapkan mas kawin adalah hal yang biasa dilakukan sebelum maju ke pelaminan. Dengan mempersembahkan mas kawin, maka keluarga orang yang dilamar diharapkan menjadi luluh dan bersedia melepas anaknya untuk dinikahi.

Mempersembakan mas kawin berharga mahal sambil menggelar pesta yang mewah juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan status sosial pelamar. Jika pelamar bisa mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menikahi orang yang dicintainya, maka itu berarti ia tidak akan memiliki masalah untuk menunjang kehidupan pasangan barunya kelak.

Kebiasaan mempersembahkan hal-hal yang bersifat mewah kepada pasangan bukan hanya dilakukan oleh manusia. Burung pun juga ada yang melakukannya. Namdur atau bowerbird adalah contoh dari burung tersebut. Burung ini hanya dapat ditemukan di Papua dan Australia.

Saat pejantan ingin mendapatkan pasangan kawin, pejantan akan membuat sarang yang terbuat dari rumput kering. Rumput tersebut ditata sedemikian rupa supaya membentuk gerbang dengan bagian yang lowong di tengah-tengahnya. Bagian tengah tersebut dimaksudkan sebagai tempat bagi burung jantan dan betina untuk melakukan perkawinan.

Supaya betina semakin tertarik akan sarang yang dibuat oleh pejantan, pejantan akan menaruh benda-benda seperti buah, bulu, bunga, cangkang hewan, dan bahkan benda-benda buatan manusia semisal uang logam. Jika betina merasa tertarik dengan sarang yang dibuat oleh pejantan, keduanya lalu akan melakukan perkawinan di tengah-tengah sarang.

Baca juga :  Kisah Penjual Bumbu Yang Bisa Kantongi Omzet Puluhan Juta

Burung Mambruk Victoria

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFN83lW4G14_zJUyZ7qIn6GXTH688LYE5HeTK0ejtcE10o4Tt4KC33iBdOoJHwIpcwFiy1NC5t4ypzBfgFeKzgJeg2WoVAEgKRdE3Grb73foTT8j6cs3d4oMuVwucBzMkWDH30dPov9C-r/s1600/35687_1286446572251_4897985_n.jpg

Burung mambruk victoria (Goura victoria) termasuk sebagai salah satu jenis burung dara mahkota dan jenis terbesar di antara burung merpati. Mambruk victoria memiliki panjang tubuh sekitar 74 cm dengan ciri khas bulu berwarna biru keabu-abuan.

Terdapat jambul seperti kipas dengan ujung putih di atas kepalanya. Di bagian dada terdapat bulu berwarna merah keunguan, dan garis tebal berwarna abu-abu di bagian sayap dan ujung ekornya.

Burung ini banyak ditemukan pada dataran rendah, hutan rawa, hingga hutan sahu di Papua. Mereka memilih dahan pohon untuk dijadikan tempat membuat sarang yang biasanya terbuat dari ranting-ranting dan dedaunan.

Nuri Sayap Hitam

https://omkicau.com/wp-content/uploads/2013/04/eos-cyanogenia-nuri-sayap-hitam.jpg?w=550

Burung yang satu ini merupakan hewan asli Indonesia yang memiliki rupawan yang sangat indah dan lucu. Burung Nuri Sayap Hitam ini memiliki tubuh yaitu sekitar 30 cm dan mereka biasanya hanya berkeliaran di sekitaran Pulau Biak dan beberapa pulau lainnya tepatnya di Teluk Cendrawasih, Papua.

Namun, sayangnya burung ini juga akan terancam punah, sebab masih banyak sekali orang yang ingin menangkap mereka ataupun menjadi target penangkapan liar sehingga habitat mereka terus berkurang.

Biawak Papua

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1eQ5dMv22-0QgE_hzKp9U6qndAdsltD6GShcr42_hqQR0RpsJ2h8o8n7_D0Ojb4kx0sFmJoBRI4D8gccxrnVnn-Ue4ug0I3Tli4bCddBSUn7WrBsC0Ab6Z0Y9Lvz5wqoiFMBLB5jFq_E/s1600/Biawak-Papua-Biawak-salvadori-Biawak-Batik-breeder-jogja.jpg

Jika bicara soal biawak khas Indonesia, maka orang seketika akan langsung membayangkan komodo. Ukuran komodo yang besar layaknya hewan prasejarah raksasa menyebabkan komodo bakal senantiasa menjadi pusat perhatian setiap kali menampakkan diri di depan manusia.

Namun selain komodo, Indonesia sebenarnya memiliki jenis biawak lain yang tak kalah menarik. Biawak Papua (Varanus salvadorii) adalah biawak yang dimaksud di sini. Tidak seperti komodo yang warnanya cenderung monoton, biawak Papua memiliki sisik yang dipenuhi oleh totol dan garis berwarna warni.

Keunikan biawak Papua belum berhenti sampai di sana. Hewan ini memiliki ekor yang amat panjang. Sejumlah biawak panjang bahkan diketahui mencapai hampir 2,5 meter. Panjangnya tersebut lantas menjadikan ini biawak ini sebagai salah satu spesies kadal terpanjang di dunia.

Biawak Papua kadang-kadang juga dijuluki sebagai “buaya pohon” karena biawak ini moncongnya panjang seperti buaya dan memiliki kebiasaan memanjat pohon. Berkat ekornya yang panjang dan cakarnya tajam, hewan ini bisa naik turun pohon dengan mudah.

Biawak Papua memiliki kebiasaan memanjat pohon karena mangsa biawak ini memang terdiri dari hewan-hewan yang tinggal di atas pohon. Mulai dari telur, burung, kelelawar, hingga hewan mamalia. Biawak Papua yang ukurannya cukup besar bahkan bisa mengalahkan babi dan anjing.

Kanguru Pohon Mantel Emas

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimXG-C6-Pq31x7i-jcGa5L011jfZwR1pGjLZypvRGk1rzrjFWjaEch_kfzWSEh25Q512n-bmm4frLFehjZlb7WkwrGNeq2-mwz7WGUC88TwRffbaqidzslcK4TGX87Ttv5Qqtn0fJuzSM/s640/Inilah+Jenis-Jenis+Kangguru+Tanah+dan+Pohon+Khas+Papua2.jpg

Tanah Papua juga memiliki hewan mamalia berkantung seperti yang terdapat di Australia yakni kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus pulcherrimus). Ciri khas dari hewan ini yaitu memiliki rambut halus berwarna coklat muda di sekujur tubuhnya. Berekor panjang dengan motif lingkaran seperti cincin dengan warna cerah.

Terdapat bulu berwarna kuning keemasan yang menghiasi bagian leher, pipi dan kakinya. Hal inilah yang membuat kanguru pohon mendapat julukan mantel emas.

Keberadaan kanguru pohon mantel emas ini baru diketahui publik di tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau, Pegunungan Torricelli. Pendapat lain menyebutkan jika hewan ini telah ditemukan pada pertengahan tahun 1980an oleh Prof. Tim Frannery seorang ahli mamalia dari Australia.

Baca juga :  Kisah Urban Legend Paling Terkenal Di Dunia

Kasuari Gelambir Tunggal

https://www.faunadanflora.com/wp-content/uploads/2016/07/kasuari-gelambir-tunggal.jpg

Yang terakhir yang menjadi hewan asli Papua yaitu Kasuari Gelambir Tunggal atau orang-orang menyebut hewan ini sebagai Kasuari leher emas. Walaupun burung yang satu ini memang termasuk kedalam jenis burung, akan tetapi Kasuari Gelambir Tunggal ini tidak bisa terbang seperti burung-burung lainnya.

Mereka hanya hidup menyendiri dan pada saat musim biak datang maka mereka siap untuk mencari pasangan. Untuk habitat burung ini juga terus berkurang yang diakibatkan oleh pemburuan liar yang hingga saat ini dituding menjadi salah satu penyebab utamanya.  

Burung Beracun Pitohui

https://i.ytimg.com/vi/czeffTF49wo/maxresdefault.jpg

Burung memiliki banyak cara untuk mempertahankan diri. Jika burung merasa terancam, maka burung akan menyelamatkan diri dengan cara terbang atau berlari sekencang mungkin. Beberapa jenis burung juga memiliki bulu yang warnanya serupa dengan warna lingkungannya. Kalaupun burung sampai tertangkap, burung masih bisa melawan dengan memakai paruh atau cakarnya.

Meskipun burung memiliki banyak cara untuk membela diri, burung normalnya tidak dikenal sebagai hewan yang beracun. Pengecualian untuk pitohui karena burung ini memiliki racun sebagai alat pertahanan diri.

Pitohui adalah jenis burung yang hanya ditemukan di Papua. Burung ini memiliki bulu yang berwarna warni di sekujur badannya.

Namun jangan terkecoh dengan warna indah yang dimilikinya. Pitohui memiliki bulu berwarna demikian untuk memperingatkan pemangsanya supaya tidak sembarangan memakan burung ini. Selain untuk melindungi diri dari pemangsa, pitohui juga memanfaatkan racunnya untuk mengusir hewan parasit penghisap darah.

Pitohui normalnya tidak akan dimakan oleh manusia. Namun dalam kondisi darurat dan tidak ada makanan lain yang tersedia, manusia kadang-kadang memakan burung ini. Supaya pitohui bisa dimakan dengan aman, seluruh bulu dan kulit burung ini harus dibuang terlebih dahulu. Sesudah itu, daging pitohui harus dibungkus memakai arang sebelum kemudian dipanggang.

Kura-Kura Reimani

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI20UOEVl1vDMnRM14RIRk_7IpplNThK9q0u7FjCT4GGqOghXsK5UZE5ZefcgOM87v9-itfJ-l2tykbZj6qy-_4vxHaLqJP6hyoQFqRUGQCKBiWl1X4GaCwMRvJWRDYWnxiIzyEMss6Q0/s1600/Chelodina_mccordi.jpg

Kura-kura reimani termasuk jenis kura-kura yang amat unik yakni memiliki leher yang panjang. Tidak heran jika kura-kura reimani dikenal juga dengan sebutan kura-kura kepala ular.

Meskipun begitu, kura-kura reimani tidak dapat menarik lehernya masuk ke dalam tempurung untuk disembunyikan seperi kura-kura pada umumnya. Kura-kura ini juga termasuk ke dalam jenis kura-kura air tawar dengan makanan utamanya berupa ikan, serangga, hingga tanaman.

Ciri fisik dari kura-kura reimani yakni kulit yang kasar, berwarna keabu-abuan dan bagian atas berwarna coklat serta sedikit berwarna kuning di bagian bawah tubuh. Karapaks atau tempurungnya sangat keras namun halus dan sedikit lebih datar jika dibandingkan dengan dengan beberapa jenis kura-kura lainnya.

Ikan Gergaji

https://www.faunadanflora.com/wp-content/uploads/2016/07/hiu-gergaji.jpg

Danau Sentani adalah danau yang terletak di dekat Jayapura, Papua Barat. Di danau inilah, terdapat hewan air bernama ikan gergaji (Pristis microdon) yang wujudnya seperti gabungan antara ikan pari sekaligus ikan hiu.

Seperti halnya ikan pari, ikan gergaji memiliki sirip depan yang pipih dan lebar. Namun berbeda halnya dengan ikan pari yang ekornya panjang dan kecil menyerupai pecut, ikan gergaji justru memiliki ekor yang besar layaknya ekor ikan hiu.

Ikan gergaji mudah dikenali dengan melihat moncongnya yang panjang dan dipenuhi dengan gigi-gigi tajam di sisi moncongnya. Karena bentuk moncongnya tersebut nampak seperti gergaji, ikan ini pun lantas diberi nama “ikan gergaji”.

Apa yang nampak seperti gigi di moncongnya tersebut aslinya adalah kulit yang sudah termodifikasi sehingga nampak keras dan runcing. Fungsi dari duri-duri tersebut adalah sebagai alat sensor supaya ikan ini bisa menemukan mangsanya. Ikan gergaji juga bisa menggunakan moncongnya yang berduri sebagai alat pertahanan diri.

Ikan gergaji adalah hewan karnivora yang makanannya mencakup hewan-hewan penghuni dasar danau. Mangsanya terdiri dari ikan kecil, kepiting, udang, dan lobster air tawar. Selain jenis yang hidup di Danau Sentani, ada pula ikan gergaji yang habitatnya berada di air asin alias laut.

Baca juga : Serangga Yang Banyak Digunakan Untuk Mengobati Luka Manusia

Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad


Buttom Ads Post