KENALI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUT BUNCIT
- Kesehatan
Perut buncit merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit kronis, mulai dari diabetes hingga masalah kardiovaskular. Kondisi ini menunjukkan adanya lemak berlebih di dalam perut. Perut buncit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Baik faktor dari luar karena gaya hidup maupun faktor keturunan.
Pada intinya, perut buncit merupakan hasil dari penumpukan lemak berlebih pada tubuh. Lemak di perut ini bisa memicu risiko penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, stroke hingga kanker usus besar. Bukan cuma memengaruhi penampilan, tumpukan lemak di perut juga meningkatkan risiko berbagai penyakit. Secara mental, memiliki perut rata juga bisa meningkatkan kepercayaan diri.
Ada berbagai cara untuk mengusir timbunan lemak di perut, tetapi kadang menghilangkannya tidak semudah itu.
Baca juga : Kenali Jenis-Jenis Sakit Kepala
Diet yang buruk
Seseorang yang banyak mengonsumsi gula, makanan berlemak, dan karbohidrat sederhana punya risiko lebih besar untuk punya perut membuncit. Lebih disarankan untuk memperbanyak asupan serat sebagai penyeimbang.
Selain itu, diet tinggi karbohidrat dan rendah protein juga dapat memengaruhi berat badan. Protein membantu seseorang merasa kenyang lebih lama. Orang-orang yang tidak memasukkan protein dalam pola makan hariannya akan cenderung lebih banyak mencari camilan.
Tak hanya itu, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji yang penuh dengan kandungan lemak trans juga berkontribusi pada kelebihan berat badan. Lemak trans dapat menyebabkan peradangan dan obesitas. American Heart Association merekomendasikan untuk mengganti lemak trans dengan lemak tak jenuh.
Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit hati dan peradangan. Dilansir The Healthy Mummy, kelebihan kalori dari konsumsi alkohol juga akan disimpan sebagai lemak. Seperti gula, alkohol juga memperlambat pembakaran lemak dan metabolisme.
Seseorang yang mengonsumsi sebanyak tiga gelas atau lebih alkohol dalam sehari, dapat memiliki lemak perut yang lebih banyak daripada orang yang tidak minum alkohol atau meminumnya lebih sedikit. Selain itu, seseorang yang jarang minum alkohol, tetapi pada satu hari tertentu langsung mengonsumsi empat gelas atau lebih alkohol, memiliki risiko penambahan lemak perut yang juga besar.
Kurang olahraga
Ketika asupan kalori tidak sebanding dengan aktivitas fisik, maka akan terjadi penumpukan sumber energi dalam bentuk lemak. Gaya hidup tidak aktif membuat seseorang sulit membuang lemak berlebih, terutama di sekitar perut. Cara mengatasinya, adalah dengan memperbanyak aktivitas fisik dan olahraga.
Mengutip Healthline, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa perempuan yang menonton TV lebih dari 3 jam setiap harinya memiliki risiko dua kali lipat lebih mengalami obesitas di perut daripada orang yang hanya menonton TV satu jam setiap harinya.
Penuaan dan menopause
Penuaan atau bertambahnya usia perempuan juga dapat meningkatkan lemak di perut. Meskipun tidak mengalami pertambahan berat badan sekalipun, perempuan dapat mengalami peningkatan lemak perut seiring bertambahnya usia, terutama di sekitar usia menopause.
Pada masa menopause, lemak yang biasanya disimpan di pinggul dan paha jadi bergeser disimpan di perut karena kadar hormon estrogen yang menurun drastis.
Beberapa perempuan mungkin mengalami lebih banyak penumpukan lemak perut karena faktor genetika dan usia menopause itu dimulai. Menopause yang terjadi pada usia yang lebih muda cenderung mendapatkan lebih sedikit lemak perut.
Kurang tidur
Sebuah penelitian di Journal of Clinical Sleep Medicine mengaitkan durasi tidur dengan berat badan. Kualitas maupun durasi tidur sama-sama berperan dalam mengontrol lemak tubuh. Seseorang yang kurang tidur juga cenderung punya pola makan tidak sehat.
Kurang tidur juga dianggap berpotensi menimbulkan perilaku makan yang tidak sehat.
Baca juga : Alasan Orang Gagal Diet