APAKAH HAL INI BERGUNA BAGI SISWA?
- Pendidikan
Sistem ranking atau pemeringkatan siswa di sekolah telah dihapus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beberapa tahun belakangan. Ranking siswa sudah tidak lagi diberlakukan sejak Kurikulum 2013 diterapkan.
Baca juga : Tahun 2025, Dukungan bagi Windows 10 Akan Dihentikan
Kebijakan ini dinilai menjadi sebuah langkah progresif untuk memandang keragaman potensi para siswa. Dengan dihilangkannya sistem ranking, seorang anak dibebaskan untuk mendalami suatu bidang tertentu tanpa harus dipaksa untuk menyamaratakan kemampuannya di bidang lain dengan siswa lain.
Najeela Shihab, seorang praktisi pendidikan sekaligus pendiri salah satu sekolah swasta terbaik di Indonesia, Sekolah Cikal mendukung peniadaan sistem ranking siswa.
Menurutnya, konsep ranking hanya menjadi jalan untuk mensimplifikasi atau menyederhanakan capaian belajar anak dan kompetensinya. Dengan kata lain, setiap siswa – secara mudah – dianggap memiliki kemampuan yang sama di berbagai bidang sehingga layak dijadikan sebagai kompetisi.
Padahal, faktanya, capain belajar dan pengembangan diri siswa lebih kompleks daripada ranking. Dan fakta yang harus disadari ialah bahwa setiap anak memiliki minat dan kemampuan di bidangnya masing-masing sehingga tidak dapat disamaratakan.
Baca juga : Mengenal OS Windows Modifikasi Ringan, AtlasOS
Najeela Shihab menuturkan, Ranking itu mensimplifikasi capaian belajar anak, mensimplifikasi kompetensi seolah-olah memang ada yang super jago, ada yang dua kali lebih jago, ada yang engga cerdas, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Najeela mengungkapkan, adanya sistem ranking hanya akan membuat masyarakat kita selalu terdorong untuk membandingkan anak satu dengan anak lainnya.
Najeela menambahkan, sistem ranking dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa kompetitif siswa merupakan sebuah miskonsepsi atau kesalahpahaman.
Untuk menumbuhkan jiwa kompetitif pada siswa, saat ini bukan lagi mengacu pada ranking, melainkan memberikan ruang bagi siswa untuk turut kompetisi di bidang yang menjadi kompetensinya.
Jiwa kompetitif anak ada di dalam dirinya sendiri sehingga memacu dirinya bertumbuh menjadi lebih baik serta mengembangkan dirinya dan segala potensinya, tanpa membandingkan dengan orang lain. Hal inilah yang menjadi fokus utama di Sekolah Cikal.
Source : goodnewsfromindonesia
Baca juga : Microsoft Dapat Dikenai Denda Karena AI