Type Here to Get Search Results !

Mengapa Mencari Atlantis kalau Anda Sudah Punya Atlit Yam?

0

DESA YANG HILANG BENAR-BENAR TAK ADA LAYAKNYA ATLANTIS

  • Arkeologi

Source : evolution-mensch.de

Nama Atlantis telah menjadi kata yang sangat terkenal dalam budaya populer. Atlantis menjadi simbol atau representasi bagi kota yang hilang atau permukiman yang lenyap karena terkubur air ataupun tanah.

Baca juga : Ilmuwan Temukan Kerangka Predator Purba yang Lebih Ganas dari Dinosaurus di Brasil

Sebenarnya ada banyak permukiman atau kota yang hilang lainnya yang pernah tercatat dalam sejarah dunia atau kemudian ditemukan dunia arkeologi. Atlit Yam adalah salah satunya.

Atlit Yam berada di bawah air 10 meter di bawah laut di lepas pantai Desa Atlit di Haifa, wilayah permukiman maju Palestina yang kini dikuasai Israel. Sebagai permukiman atau desa pesisir Neolitik yang sangat besar, sisa-sisa kompleks ini menceritakan kisah tentang komunitas yang pernah berkembang pesat yang ada hampir 9.000 tahun yang lalu.

Dan yang terpenting, komunitas ini benar-benar ada. Desa ini benar-benar ada, tidak seperti Kota Atlantis yang kebenaran dan keberadaannya masih diliputi oleh pro dan kontra.

Pada awal Holosen, komunitas Atlit Yam diyakini telah menetap di situs tersebut lebih dari 8.000 tahun yang lalu. Meskipun kini telah terendam seluruhnya, pada saat pemukiman, situs tersebut berada jauh di atas permukaan laut saat ini, memiliki lahan yang sangat subur dan siap untuk pertanian.

Ditemukan oleh arkeolog kelautan Dr. Ehud Galili pada tahun 1984, situs tersebut telah digali untuk mengungkap sekilas kehidupan orang-orang yang pernah tinggal di sana.

Di dalam situs seluas 40.000 meter persegi itu, para arkeolog kelautan telah menemukan rumah, sumur, dan bahkan kuburan. Selain tulang-tulang domba, babi, dan anjing peliharaan, struktur batu persegi panjang besar yang masih berdiri di bawah ombak diyakini telah digunakan sebagai kandang hewan, atau sebagai pagar untuk membagi lahan pertanian.

Dikutip dari IFLScience.com, sebanyak 65 kerangka manusia telah ditemukan di dalam dan sekitar kawasan tersebut. Sebagian besar disimpan di kuburan tunggal dan beberapa masih relatif utuh.

Jenazah seorang ibu dan anak juga ditemukan di lokasi tersebut, yang mengungkap kasus tuberkulosis paling awal yang diketahui. Fragmen tulang manusia juga ditemukan, bersama dengan sisa-sisa hewan dan peralatan batu di dasar sumur sedalam 5,5 meter yang digali oleh penduduk desa.

Baca juga : Hewan Terbesar yang Pernah Hidup di Dunia

Di tengah permukiman terdapat tujuh monolit batu besar yang mengelilingi mata air tawar. Bangunan ini diyakini berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ritual air.

Mata panah, bilah sabit, ujung tombak, dan pisau semuanya ditemukan dari area tersebut, serta batu api dalam konsentrasi besar. Satu koleksi batu api ditemukan terdiri dari sebanyak 8.755 artefak batu api.

Menariknya, material spesifik yang ditemukan di situs tersebut tampaknya berasal dari jarak lebih dari 10 kilometer di Gunung Carmel.

Permukiman itu tampaknya hanya dihuni sebentar. Namun muncul spekulasi mengapa kawasan tersebut ditinggalkan.

Beberapa pihak berpendapat bahwa naiknya permukaan air laut mungkin menyebabkan desa tersebut ditinggalkan. Adapun teori lain menyebutkan bahwa permukiman itu hilang karena tsunami.

Teori tsunami ini didukung oleh apa yang tampaknya merupakan sisa-sisa tumpukan ikan yang terbengkalai di lokasi tersebut. Komoditas berharga ini tidak sengaja ditinggalkan, sehingga keberadaannya menunjukkan bahwa nasib yang lebih buruk mungkin telah menimpa desa tersebut.

Wilayah di sekitar Pantai Carmel adalah rumah bagi 17 situs prasejarah yang terendam. Mulai dari periode Neolitik Pra-Tembikar di Atlit Yam, hingga situs Neolitik Tembikar yang berasal dari antara 8.000 dan 6.500 tahun yang lalu.

Penggalian kawasan tersebut oleh para arkeolog kelautan dimulai pada tahun 1960. Sejak saat itu kekayaan warisan daratan di bawah laut terus memperkaya pengetahuan kita tentang kehidupan pemukiman Neolitikum.


(Source : Nationalgeographic)

Baca juga : Wanita Penguasa dari Asia dan Afrika yang Berani Melawan Bangsa Eropa


Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad


Buttom Ads Post