Type Here to Get Search Results !

Sejarah Konflik Ukraina Dan Rusia

0

INILAH SEJARAH TERJADINYA KONFLIK ANTARA UKRAINA DAN RUSIA

  • Sejarah

https://i0.wp.com/www.azka.id/wp-content/uploads/2022/02/penyebab-konflik-rusia-ukraina-sejarah-panjang-perselisihan-hingga-berujung-potensi-meletusnya-perang-dunia-iii.jpg

Konflik antara Ukraina dan Rusia semakin memanas dan menyita perhatian global. Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah melancarkan serangan penuh ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu. Bahkan, tak sedikit yang menyebut bahwa konflik ini bisa saja memantik api dari perang dunia ketiga karena dukungan dari masing-masing pihak terutama NATO dan Amerika Serikat yang jelas adalah sekutu dari Ukraina serta memiliki sejarah konflik dengan Rusia.

Baca juga : Tak Lekang Oleh Waktu, Inilah Artis Dunia Dengan Kecantikan Yang Abadi

Sejarah Konflik Ukraina Dan Rusia

Jika ditelusuri dalam perjalanan sejarah, akar konflik antara Rusia dan Ukraina dapat ditemukan sekitar 1.200 tahun yang lalu dimana Ukraina, Belarusia dan Rusia lahir di tepi sungai Dnieper, Kievan Rus, sebuah negara yang adidaya di abad pertengahan dengan wilayah yang sebagian besar mencakup Eropa Timur.

Walaupun ketiganya lahir di tempat yang sama, namun antara Ukraina dan Rusia memiliki perbedaan yang sangat timpang dari segi bahasa, pandangan politik hingga sejarahnya. Presiden Vladimir Putin telah berulang kali mengklaim bahwa keduanya berada dalam satu peradaban Rusia tapi hal ini dibantah oleh pihak Ukraina.

Melansir dari laman National Geographic, Pangeran Novgorod dan Pangeran Besar Kyiv, Vladimir I pada tahun 988 Masehi menerima iman Kristen Ortodoks dan melakukan pembaptisan di Kota Cheesonesus, Krimea. Karena dasar itulah, Presiden Putin menyebut bahwa Ukraina dan Rusia adalah satu orang dan satu kesatuan.

https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2017/03/maxresdefault-7.jpg

Dalam sejarah perjalanannya, Ukraina dan Rusia sudah terlibat konflik pada tahun 1917 ketika Revolusi Bolshevik. Mengutip dari laman National Geographic, Ukraina sendiri adalah salah satu dari sekian banyaknya negara yang terlibat dalam perang saudara brutal sebelum Uni Soviet mengambil negara itu secara penuh.

Diawal tahun 1930-an, pemimpin Soviet Joseph Stalin mengatur sebuah siasat yang menyebabkan kelaparan dan kematian jutaan orang Ukraina dengan tujuan agar memaksa petani bergabung dengan pertanian kolektif. Lalu, Stalin mengimpor banyak orang Rusia dan warga Soviet lainnya yang tidak fasih dalam berbahasa Ukraina serta hanya memiliki sedikit ikatan dengan wilayah tersebut untuk mengisi kembali penduduk di Timur.

Warisan dari sejarah inilah yang meninggalkan garis patahan yang cukup lama. Karena wilayah Ukraina Timur berada dalam kekuasaan Rusia jauh lebih lama dibandingkan wilayah Barat, sehingga orang-orang di wilayah Timur memiliki hubungan dan ikatan yang lebih kuat dengan Rusia serta lebih memilih pemimpin yang condong ke pihak Rusia.

Dan sebaliknya, wilayah Ukraina Barat lebih lama memiliki pengaruh di bawah kendali pergeseran kekuatan Eropa seperti Polandia serta kekaisaran Austro-Hungaria, yang menjadi salah satu alasan mengapa Ukraina Barat lebih memilih Politisi yang condong ke barat. Populasi di Timur sendiri lebih fasih berbahasa Rusia dan Ortodoks, sementara untuk wilayah Barat lebih fasih dalam berbahasa Ukraina dan Katholik.

Baca juga : Penemuan Paling Membingungkan Dalam Sejarah

https://pict-c.sindonews.net/dyn/620/content/2015/02/17/41/965463/krisis-ukraina-bisa-menjelma-jadi-konflik-dahsyat-rusia-dan-barat-iPI-thumb.JPG

Ukraina memperoleh kemerdekaan setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 lalu. Hubungan Rusia dan Ukraina sendiri mulai memanas sejak tahun 2013, yang disebabkan oleh kesepakatan perdagangan penting dan politik dari Uni Eropa. Agar lebih dekat dengan Moscow, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang Pro-Rusia menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Akibatnya, hal itu memicu protes massa hingga penggulingan Viktor pada 2014. Penggulingan tersebut kemudian direspon Rusia dengan menganeksasi wilayah di Krimea.

Melansir dari detikNews, Rusia melakukan pencaplokan terhadap wilayah Krimea pada tahun 2014, yaitu semenanjung otonom di Ukraina Selatan yang memiliki loyalitas Rusia yang kuat. Dalih pencaplokan ini adalah melindungi membela kepentingan warga negara yang berbahasa Rusia. Pencaplokan di wilayah Krimea ini medorong pecahnya pemberontakan separatis Pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk, yang merupakan tempat pendeklarasian kemerdekaan Ukraina. Hal ini memicu pertempuran sengit hingga berbulan-bulan dan menewaskan lebih dari 14.000 orang.

Setahun kemudian, pada 2015, Ukraina dan Rusia melakukan perjanjian damai dalam upaya mengakhiri pertempuran skala besar yang ditengahi olah Jerman dan Prancis. Namun, upaya itu tak membawa damai dalam kesepakatan politik sehingga gencatan senjata berulang kali dilanggar.

https://s.kaskus.id/images/2021/04/24/9230798_202104241234000345.jpg 

Konflik kedua negara ini juga disebabkan karena keinginan dari Ukraina untuk bergabung dalam North Atlantic Treaty Organization - NATO. Hal ini memicu respon dari Rusia yang seakan melarang Ukraina untuk bergabung ke NATO. Untuk diketahui, NATO sendiri didirikan pada tahun 1949 dan telah beranggotakan 30 negara termasuk bekas-bekas negara Uni Soviet, seperti Lituania, Latvia dan Estonia.

Mengutip dari lama BBC, Rusia telah sejak lama berbicara tentang "momen kebenaran" dalam upaya menyusun kembali hubungannya dengan NATO serta mengajukan tiga tuntutan, dimana Rusia meminta janji yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan berkembang lebih jauh. Rusia menandatangani untuk menghormati kemerdekaan dan kadaulatan Ukraina pada tahun 1994. Namun, Presiden Putin menulis sebuah artikel panjang tahun lalu, yang mengambarkan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan dan satu negara. 

Sekarang Putin mengklaim bahwa Ukraina modern saat ini sepenuhnya diciptakan oleh Komunis Rusia dan melihat runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991 sebagai sebuah disintegrasi sejarah Rusia. Presiden Putin bahkan berpendapat jika Ukraina bergabung dengan NATO, organisasi itu akan mencoba untuk kembali merebut wilayah Krimea.

Baca juga : Nilai Ekonomis Tinggi Pada Sampah Plastik


Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad


Buttom Ads Post