KENAPA BISA ADA LARANGAN INI?
- Sejarah
Dalam sejarah Abad Pertengahan, terdapat aturan yang tampaknya aneh yaitu dilarangnya pertandingan sepak bola. Di Inggris abad ke-16, sepak bola jauh dari olahraga terorganisir dan terikat aturan yang kita kenal sekarang.
Baca juga : Potensi Bahan Alam Indonesia sebagai Obat Alami Jerawat dan Luka
Sepak bola di sejarah Abad Pertengahan merupakan pertandingan dengan acara komunitas yang riuh, sering kali melibatkan seluruh desa atau kota. Permainan ini dimainkan dengan kandung kemih babi atau bola kulit, dan jumlah pesertanya bisa sangat bervariasi, terkadang mencapai ratusan.
Pertandingan sering kali merupakan perpaduan kacau antara berlari, menendang, dan bahkan gulat. Tujuannya sederhana, mengarahkan bola ke tempat yang telah ditentukan, seperti pusat desa. Kurangnya aturan formal membuat permainan ini bisa menjadi sangat kasar dan penuh kekerasan. Cedera sering terjadi, dan bukan hal yang aneh jika pertandingan berubah menjadi perkelahian massal.
Pertandingan sepak bola di sejarah Abad Pertengahan sering menyebabkan kerusakan harta benda dan kadang-kadang bahkan kematian. Akibatnya, olahraga ini secara berkala dilarang atau diatur secara ketat oleh peraturan daerah.
Meskipun sifatnya yang kasar dan penolakan dari kalangan elit, sepak bola tetap sangat populer di kalangan masyarakat umum. Lebih dari sekedar olahraga, sepak bola di sejarah Abad Pertengahan adalah acara komunal yang mempertemukan orang-orang dari semua lapisan masyarakat.
Dalam hal ini, memberikan kesempatan langka untuk bersosialisasi, berkompetisi dan bahkan menyelesaikan perselisihan lama. Pertandingan sering kali dimainkan pada hari-hari penting dalam kalender dan bisa berlangsung sepanjang hari, diikuti dengan perayaan yang berlangsung hingga malam hari.
Keputusan Melarang Sepak Bola dalam Sejarah Abad Pertengahan
Keputusan penting pertama yang melarang sepak bola datang dari Raja Edward III pada tahun 1363 dalam sejarah Abad Pertengahan. Ia menyatakan keprihatinannya bahwa popularitas sepak bola menghambat pelatihan militer, khususnya panahan, yang sangat penting untuk pertahanan nasional.
Alhasil, ia mengeluarkan proklamasi yang melarang sepak bola, serta aktivitas rekreasi lainnya yang dianggap tidak produktif. Raja Richard II, pada tahun 1388, memperkuat pendirian ini dengan dekrit lain, melanjutkan larangan sepak bola.
Isu sepak bola dan anggapan adanya campur tangan terhadap kesiapan militer masih terus berlanjut hingga abad ke-16. Hal inimendorong Henry VIII, raja yang terkenal karena ketertarikannya pada olahraga dan kekuatan fisik, untuk mengambil tindakan.
Meskipun sepak bola menghadapi larangan dan pembatasan, olahraga lain seperti panahan tidak hanya diizinkan tetapi juga didorong secara aktif. Perbedaan perlakuan ini sebagian besar disebabkan oleh manfaat dan dampak sosial yang dirasakan dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Panahan, sangat dihargai karena kegunaan militernya. Mengingat kesiapan militer yang diperlukan selama periode ini, terutama karena konflik dengan Perancis dan Skotlandia, memanah dipandang sebagai keterampilan penting untuk pertahanan nasional.
Penekanan pada olahraga panahan merupakan indikasi jelas akan pentingnya olahraga ini bagi keamanan nasional, sangat kontras dengan pandangan sepak bola sebagai aktivitas yang mengganggu dan tidak produktif.
Demikian pula, olahraga lain seperti tombak dan berburu tidak hanya diizinkan tetapi juga merupakan bagian dari budaya luhur. Jousting (seni bela diri), olahraga kaum bangsawan, adalah pertunjukan keterampilan bela diri, kesatriaan, dan keberanian.
Kegiatan-kegiatan ini dipandang sebagai kegiatan mulia, sangat berbeda dengan sepak bola, yang sebagian besar merupakan permainan rakyat jelata dan tidak memiliki kesan aristokrat seperti berburu.
Baca juga : Penyakit Saraf Langka yang Aneh
Sepak Bola Mengancam Keamanan Publik
Pada tahun 1541, Henry VIII mengeluarkan dekrit yang lebih komprehensif yang kembali menargetkan sepak bola. Salah satu alasan utama pelarangan ini adalah anggapan bahwa sepak bola mengancam ketertiban dan keamanan publik.
Permainan ini sering dimainkan di desa-desa dan jalan-jalan kota, terkenal kejam dan sulit diatur, menyebabkan cedera dan terkadang bahkan kematian. Kekhawatiran terhadap keselamatan publik ini cukup signifikan bagi pihak berwenang untuk memandang sepak bola sebagai sumber kekacauan sosial dan bukan sebagai hiburan yang tidak berbahaya.
Alasan penting lainnya atas pelarangan ini adalah keyakinan bahwa sepak bola mengalihkan perhatian masyarakat dari aktivitas yang lebih produktif dan bermanfaat, terutama yang berguna untuk pertahanan negara.
Selama abad ke-16, Inggris sering terlibat dalam konflik militer, dan monarki sangat menekankan upaya mempertahankan kekuatan militer yang kuat dan siap pakai. Raja-raja pada masa ini, termasuk Henry VIII, khawatir waktu yang dihabiskan untuk bermain sepak bola bisa lebih dimanfaatkan untuk mengasah keterampilan yang relevan dengan pertahanan negara.
Seberapa Sukses Pelarangan Sepak bola?
Keputusan kerajaan, seperti yang dikeluarkan oleh Raja Edward III pada tahun 1363 dan diperkuat oleh raja-raja berikutnya termasuk Henry VIII, menghadapi banyak tantangan dalam penegakan hukum karena popularitas permainan ini.
Pemerintah setempat bertanggung jawab untuk menegakkan larangan tersebut seringkali kesulitan untuk menertibkan olahraga yang sedang antusias digandrungi masyarakat.
Tanggapan masyarakat terhadap larangan tersebut sebagian besar berupa pembangkangan. Bagi banyak orang, sepak bola lebih dari sekedar permainan, itu adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat dan sumber kebanggaan dan identitas lokal.
Penegakan larangan dan tanggapan masyarakat terhadap larangan tersebut mencerminkan ketegangan antara kelas penguasa dan masyarakat umum. Sepak bola menjadi simbol perlawanan rakyat jelata terhadap kontrol dan regulasi yang melanggar adat istiadat dan hiburan tradisional mereka oleh para elit dalam sejarah Abad Pertengahan.
Perlawanan ini bukan hanya mengenai olahraga namun merupakan bagian dari narasi perjuangan sosial dan budaya yang lebih luas di Inggris yang berubah dengan cepat.
(Source : nationalgeographic)
Baca juga : Lukisan Bidadari-bidadari di Dinding Benteng Kuno Sigiriya Srilangka