Jawaban Segala Kekhawatiran
- Iptek
Dunia yang serba cepat dan sibuk tak jarang membuat hidup jadi lebih gelisah. Melakukan apapun rasanya harus serba cepat, alhasil segala yang kita lakukan jadi terburu-buru. Memang betul jika kita bergerak cepat waktu yang kita perlukan untuk menyelesaikan sesuatu jadi lebih sedikit. Namun, apakah hasilnya bisa maksimal? atau justru hanya membuat kepala pusing tak karuan?
Baca juga : Kisah Horror Penerbangan 522 Helios Airways
Selain segala aktivitas jadi terburu-buru, dunia yang serba cepat juga membuat kita tak ada habisnya membandingkan diri dengan orang lain. Segala pencapaian orang lain yang kita lihat di media sosial membuat kita takut ketinggalan. Memang tak ada yang salah dari sikap kompetitif, tapi yang jadi masalah adalah ketika sikap kompetitif tersebut menjadi sumber stress utama bagi diri sendiri.
Masalah-masalah di atas dapat dikatakan sudah menjadi masalah global alias banyak orang yang turut merasakan. Berangkat dari hal ini banyak ahli-ahli psikologi dan kejiwaan yang mulai mencari jawaban untuk mengatasi hal ini. Setelah pencarian panjang para ahli sepakat jika terdapat suatu aliran filsafat tempo dulu yang bisa dijadikan obat dari segala kegelisahan. Mari berkenalan lebih jauh dengan filsafat stoa, cara baru agar hidup lebih damai.
Filsafat stoa sejatinya adalah sebuah aliran filsafat yang mengajarkan proses pengelolaan emosi. Filsafat stoa yang sering disebut stoisisme berpandangan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat mudah dipengaruhi oleh emosi. Maka dari itu, penting bagi manusia untuk memetakan mana yang harus dijadikan sumber emosi dan mana yang tidak.
Apa yang diajarkan filsafat stoa memang terkesan sederhana, tapi dalam prakteknya aliran ini sama sekali tak mudah. Bayangkan, dalam sehari saja kita bisa marah dan emosi karena banyak hal. Mulai dari kemacetan jalan di jam pulang kantor, barang yang ketinggalan, sampai suara pengamen yang jelek, bisa jadi sumber emosi kita setiap harinya. Namun, hal-hal itu jika dilihat dari sudut pandang filsafat stoa adalah hal yang berada di luar kendali kita dan tak harus diambil pusing.
Kemacetan di jam pulang kantor misalnya, bagi filsafat stoa yang harus kita lakukan dalam situasi itu hanya lah bersabar dan yakin bahwa kemacetan pasti berlalu. Hal itu kita lakukan karena kemacetan di jam pulang kantor memang lumrah terjadi dan tak bisa kita kendalikan. Maka dari itu, dari sudut pandang filsafat stoa tak ada yang lebih baik dari bersabar. Ibarat lagu dari almarhum Chrisye "Badai Pasti Berlalu".
Baca juga : Usia Harapan Hidup Di Indonesia Meningkat
Memang tak mudah bagi insan dengan kesabaran setipis tissue untuk melakukan hal ini. Menahan diri agar tak tersulut emosi dalam sehari rasanya pasti menyiksa. Namun, apa salahnya mencoba menerapkan ajaran stoa dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat merasakan sendiri manfaat yang terkandung di dalamnya.
Stoisisme sendiri memiliki segudang manfaat jika diterapkan dengan rutin. Salah satu manfaatnya adalah membuat hidup jadi lebih damai dan tak terburu-buru bagaikan dikejar anjing gila. Dalam kata lain filsafat stoa mengajarkan kita untuk lebih memaknai setiap proses dalam hidup
Mari membayangkan dan merenungi kehidupan yang kita jalani selama ini. Apapun harus serba cepat, istirahat seolah jadi dosa besar. Apakah hidup seperti itu yang kita inginkan? selalu merasa was-was atas apapun yang belum sempat terlaksana. Padahal, mengambil jeda bukanlah sesuatu yang salah dan membuat kita terlihat lemah.
Tidak apa-apa jika apa yang kita targetkan belum terlaksana, tak perlu khawatir jika pencapaian kita belum sebanyak orang lain. Tak ada salahnya berjalan perlahan dan menikmati semua proses yang ada, karena banyak yang bilang hasil yang baik jika tak diiringi dengan proses yang baik tak akan berarti apa-apa.
Filsafat stoa hadir sejak ratusan tahun yang lalu, seolah telah meramalkan bahwa kehidupan manusia pasti akan dipenuhi emosi atas hal-hal di luar kendali. Aliran ini juga menjadi jawaban atas banyaknya kekhawatiran yang bersarang di pikiran setiap orang. Maka, sudah saatnya untuk kita menerapkan dan memaknai aliran ini untuk mencapai hidup yang lebih damai.
Source : GNFI
Baca juga : Pengembangan Vaksin Baru Dalam Melawan HIV