FOTO-FOTO INI MENGGAMBARKAN KENGERIAN PERANG DAN KISAH PILU YANG DITINGGALKANNYA
- Sejarah
Bersyukurlah jika perang tak pernah terjadi! Perang akan selalu menyisakan duka dan kesedihan, baik bagi pihak yang menang maupun yang kalah perang. Sepanjang sejarah hidup di muka bumi, makhluk yang bernama manusia telah membuktikan diri sebagai produsen penderitaan yang paling ulung.
Baca juga : Budaya Pendidikan Di Jepang Yang Patut Dicontoh
Semakin maju peradaban, makin brutal dan besar-besaran penderitaan yang ditimbulkannya. Banyak jalur yang dipakai untuk menimpakan penderitaan, mulai dari politik, militer, hukum, kejahatan, sosial, ekonomi, dan agama.
Dan oleh Jean Pictet sebagaimana yang dikutip Mochtar Kusumaatmadja mengatakan bahwa suatu kenyataan yang menyedihkan selama 3400 tahun sejarah tertulis, umat manusia hanya mengenal 250 tahun perdamaian. Perang menjadi salah satu bentuk perwujudan dari naluri untuk mempertahankan diri yang dianggap baik dalam pergaulan antarmanusia maupun antar bangsa.
Selama 5600 tahun terakhir manusia telah menggelar 14.600 perang. Dengan demikian menandakan bahwa konflik bersenjata atau perang telah ada dan terjadi ribuan tahun yang lalu meskipun berbeda situasi dan derajatnya dengan konflik bersenjata pada masa kini.
Dalam peperangan banyak menyisakan luka dan kesedihan. Ada banyak fotografer yang mengabadikan kebrutalan peperangan terutama setelah abad pertengahan.
Seorang gadis kecil dari kamp pengungsi Yordania saat puncak Perang Sipil Suriah. Anak itu mengira bahwa kamera adalah senapan sehingga ia langsung mengangkat tangan sebagai tanda untuk menyerah. Foto diambil oleh Rene Schulthoff.
Wanita dan anak-anak yang bersembunyi di parit sawah untuk menghindari tembakan intensif dari Vietcong di Bao Trai pada Januari 1966.
Tulang-tulang menjadi saksi bisu bagaimana sakitnya perang.
Potret salah seorang Crew Tank Irak yang terbakar sebelum sempat menyelamatkan diri pada Perang Teluk.
Berpulang dengan keadaan tidak normal jadi hal biasa.
Seorang Tentara Iran yang berduka disamping mayat saudaranya yang tewas pada awal perang Irak-Iran. Konflik ini dimulai pada 1980 dan selesai pada 1988 sehingga menjadikannya sebagai konflik terlama pada abad 20.
Apa hal yang ditinggalkan perang? Hanya satu, sebuah kesedihan dan kepiluan.
Pendeta AL Chaplain Luis Padilla yang memberikan doa terakhir kepada seseorang prajurit yang terluka karena terkena tembakan Sniper pada Revolusi Venezuela 1962.
Sepi, sunyi, dan sakit menjadi dampak perang yang akan terus dirasakan.
Seorang Anak kecil terlihat tengah duduk dilaras meriam Tank T-55 yang sudah hancur pada Perang Saudara Suriah.
Mereka yang jadi aktor perang juga menderita.
Mereka yang mampu bertahan hidup juga merasakan pilunya kehidupan setelah perang.
Generasi selanjutnya akan mewarisi luka yang mendalam dan trauma mengerikan.
Kehilangan keluarga jadi pemandangan menyedihkan yang sering terjadi.
Masihkah kalian tidak bersyukur pada hidup tanpa perang yang 'mungkin' sedang kalian jalani saat ini.
Baca juga : Permainan Tradisional Indonesia Yang Mulai Langka