Salah satu peneliti yang terlibat, Dr Juan Daza dari Sam Houston State University juga menyebut kadal tersebut merupakan spesies baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Peneliti pun lantas menamainya dengan Retinosaurus hkamtiensis atau yang berarti kadal ambar dari Hkamti.
Baca juga : Kisah Pengorbanan Diri Demi Orang Lain
Peneliti juga menganggapnya sebagai anggota dari superfamili kadal Scincoidea yang termasuk di dalamnya mencakup kadal, kadal lapis baja, dan kadal malam. Namun hal yang menarik lainnya adalah fosil kadal ini terawetkan dengan baik sehingga dapat memberikan wawasan mengenai reptil dari 110 juta tahun yang lalu.
Meskipun ekor dan kaki belakangnya tidak ada di ambar, kadal ini masih mampu menawarkan banyak hal yang tidak dimiliki fosil lain, seperti sisik dan kelopak mata kirinya.
Lebih lanjut, temuan fosil kadal di batu ambar yang dipublikasikan di Scientific Reports ini menunjukkan pula jika kadal masih remaja dan mungkin belum belajar bagaimana menghindari getah pohon yang menganggu dan membuatnya mati sebelum waktunya.
Retinosaurus, spesies kadal ditemukan di batu ambar ini diperkirakan memiliki gaya hidup yang mirip dengan kadal malam dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di celah-celah batu dan kayu.
Ambar atau resin pohon yang mengeras menjadi fosil memang menjadi salah satu media terbaik untuk mengawetkan hewan maupun tumbuhan. Kadal Retinosaurus hkamtiensis hanyalah satu dari temuan fosil-fosil yang terawetkan di batu ambar.
Sebelum penemuan fosil kadal berusia 110 juta tahun tersebut, peneliti juga berhasil menemukan fosil kepiting berusia 100 juta tahun yang terjebak di batu ambar. Fosil ini menjadi merupakan temuan fosil kepiting yang berasal dari era dinosaurus sekaligus terlengkap yang pernah ditemukan.
Tak heran temuan pun menjadi hal yang berharga karena organisme akuatik jarang ditemukan sehingga fosil kepiting pun dapat memberikan pengetahuan tentan anatomi, biologi, dan ekologi organisme.
Baca juga : Bencana Alam Paling Mematikan Dalam Sejarah