TERNYATA HUTAN SULAWESI MASIH MENYIMPAN BANYAK HAL
- Lingkungan
Para peneliti menemukan lima spesies pohon baru di Sulawesi, yang merupakan pulau kesebelas terbesar di dunia. Spesies-spesies ini merupakan bagian dari genus pohon terbesar, Syzygium, dan sebagian besar belum disebutkan sebelumnya. Penemuan ini menunjukkan bahwa Sulawesi masih menyimpan banyak kekayaan flora yang belum terungkap.
Baca juga : Peran Perempuan dalam Kehidupan Sehari-hari Sejarah Aztec
Tumbuhan-tumbuhan dari Sulawesi selama ini kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan binatang-binatang uniknya. Namun, para peneliti yang melakukan studi, yang melaporkan lima spesies pohon baru, spesies baru pertama dari Genus pohon terbesar yang ditemukan di Sulawesi, berharap dapat merubah hal tersebut.
Syzygium adalah genus pohon berbunga dan semak dalam keluarga murad yang memiliki lebih dari 1.500 spesies. Namun, hanya 14 dari mereka yang sebelumnya diketahui hidup di Sulawesi, pulau kesebelas terbesar di dunia. Sebagai perbandingan, Kalimantan, tetangga Sulawesi yang lebih besar (dan pulau terbesar ketiga di dunia), adalah tempat tinggal bagi sekitar 200 spesies Syzygium.
Mahasiswa S3 Fabian Brambach adalah anggota dari tim ahli ekologi dari Universitas Jerman Göttingen yang mengambil spesimen-spesimen spesies yang baru ditemukan saat melakukan penelitian lapangan di hutan hujan pegunungan di Taman Nasional Lore Lindu, di Sulawesi.
Saat kembali ke laboratorium, para periset tidak dapat menentukan beberapa spesies murad pada beberapa sampel yang mereka kumpulkan. Brambach mengatakan, selain minimnya pengetahuan umum tentang kekayaan botani Sulawesi, itu mungkin juga karena banyaknya spesies Syzygium yang diketahui, yang dapat membuat peneliti enggan untuk berfokus pada genus ini di masa lalu.
“Mungkin inilah sebabnya pengetahuan dasar kita tentang taksonomi Syzygium belum banyak berkembang sejak awal eksplorasi botani wilayah ini pada paruh pertama abad ke-19,” kata Brambach, penulis utama sebuah makalah yang melaporkan lima spesies baru yang dipublikasikan di jurnal PhytoKeys edisi Juni 2017.
Baca juga : Sejarah Dunia: Abraham LincolnBrambach dan timnya kemudian bertemu dengan James Byng, Direktur Plant Gateway, sebuah kelompok penelitian dan penerbit botani, serta seorang peneliti di Naturalis Biodiversity Center di Belanda. Byng, rekan penulis di PhytoKeys, sedang mengerjakan revisi taksonomi global terhadap genus Syzygium, dan dia mengatakan bahwa dia tidak terkejut dengan penemuan spesies baru di Sulawesi.
“Setelah melakukan screening spesimen herbarium dari Sulawesi, saya memperkirakan sekitar 90 spesies tambahan ada di pulau ini, yang sebagian besar belum disebutkan dan mungkin hanya ada di sana,” kata Byng. “Ini berarti saat ini, kita hanya mengetahui sekitar 13 persen keragaman nyata pulau ini.”
“Ini adalah laporan pertama spesies Syzygium dari pulau ini sejak Blume (1850, Jambosa celebica dan J. cornifolia), yang menunjukkan kurangnya penelitian taksonomi signifikan mengenai genus di wilayah ini,” kata para penulis dalam penelitian tersebut. Mereka menyarankan nama Syzygium balgooyi, Syzygium contiguum, Syzygium devogelii, Syzygium eymae, dan Syzygium galanthum untuk spesies baru ini. Para penulis menambahkan, sangat penting bagi kita untuk lebih memahami spesies Syzygium yang hidup di hutan di Sulawesi:
“Spesies Syzygium ada di hampir semua ekosistem di Sulawesi, dan seringkali merupakan komponen penting dari komunitas biologi, sehingga kurangnya resolusi taksonomi menimbulkan hambatan serius untuk pemahaman yang lebih baik tentang proses ekologi dan juga upaya konservasi di pulau ini.”
Dikarenakan tingkat kerusakan hutan tropis di seluruh Indonesia, menurut para peneliti, tiga dari lima spesies yang baru dilaporkan di Sulawesi ini memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam daftar terancam punah IUCN Red List. “Alasan ini membuat studi botani di Sulawesi semakin penting,“ kata rekan penulis studi Heike Culmsee dari the German Federal Foundation for the Environment.“Pada tingkat kehilangan spesies yang cepat di seluruh dunia, kerja sama antara ahli ekologi lapangan dan ahli taksonomi
herbarium sangat penting untuk mendokumentasikan keragaman organisme di daerah yang sangat beragam seperti Sulawesi, terutama untuk kelompok besar dan rumit seperti Syzygium.”
(Source : goodnewsfromindonesia)
Baca juga : Ikan Pari Jawa Jadi Ikan Laut Pertama yang Punah akibat Ulah Manusia