Type Here to Get Search Results !

Akhir "Derita" Sang Buaya Berkalung Ban

0

TILI, ADALAH ORANG YANG BERHASIL MEMBEBASKAN BUAYA INI

  • Humaniora

https://assets.promediateknologi.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/02/08/2778318909.jpg

Masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah pasti sudah tidak asing lagi dengan hewan "menyedihkan" yang menghuni sungai Palu ini. Ya, buaya ini menjalani kehidupannya selama ini dengan sebuah ban bekas sepeda motor yang menjerat di lehernya bak sebuah kalung. Mulai terkenal sekitar tahun 2018 lalu, dimana masyarakat yang menyaksikan munculnya seekor buaya dengan "kalung" ban melingkar dilehernya sebenarnya sudah diketahui keberadaannya di Sungai Palu sejak tahun 2016. Hewan buas ini kerap kali terlihat berjemur di pinggiran sungai dan dikatakan kadang seolah meminta pertolongan.

Baik masyarakat dan pemerintah juga sudah mencoba berbagai cara untuk bisa membantu membebaskan buaya ini dari jeratan kalung ban bekas tersebut. Salah satunya dengan memancing buaya tersebut menggunakan ayam atau daging segar, namun seolah tahu itu perangkap sang buaya berkalung ban tak mau menampakan diri dan upaya tersebut tak membuahkan hasil. Bahkan, beberapa waktu lalu upaya pembebasan "derita" itu juga telah dicoba oleh seorang pawang asal Australia dan Panji yang terkenal dapat menjinakkan hewan juga tak kunjung membuahkan hasil.

Sampai akhirnya pada hari Senin ( 7/2/2022 ) lalu atau 6 tahun sejak pertama kali hewan tersebut diketahui keberadaannya di sungai Palu mendapatkan kebebasannya dari "kalung" ban yang menjeratnya berkat bantuan dari warga setempat yang diinisiani oleh seorang bernama Tili.

Baca juga :  Pasar Paling Aneh Di Dunia

https://herald.id/wp-content/uploads/2022/02/Sosok-yang-menangkap-Buaya-berkalung-ban-768x384.jpeg

Niat Tili untuk melakukan penyelamatan pada buaya ini sangat besar dan tak akan mungkin berhasil tanpa hal tersebut. Pria berusia 34 tahun yang mengaku berasal dari Sragen, Jawa Tengah ini mengaku bahwa apa yang dilakukannya juga membutuhkan persiapan besar yang berlangsung cukup lama, yang dikatakan olehnya menyita tidak hanya waktu namun juga materi.

Tili menceritakan, sebelum memulai penyelamatan dirinya mengamati buaya tersebut selama kurang lebih tiga minggu. Setelah mendapatkan dan memahami pola pergerakan dari sang buaya, iapun memulai persiapannya seperti membuat jerat yang dipenuhi dengan umpan. Tili juga menuturkan bahwa dirinya menghabiskan dana sekitar Rp. 4 juta untuk membeli berbagai persiapan seperti tali yang kuat sepanjang 300 meter dan umpan berupa ayam serta burung merpati yang nantinya akan diikat pada jerat buatannya.

Namun mirisnya, dari 300 meter tali yang dibelinya dari dana pribadi hanya tertinggal 100 meter saja karena sebagian dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Saat menjalankan rencana dan aksinya, Tili setiap sore memasang tali umpan di sungai dengan dibantu oleh warga. Upaya penyelamatan buaya "berkalung" ban yang dilakukan pada Senin lalu ternyata bukanlah upaya yang langsung berhasil. Tili menyebut sebelumnya ia sudah gagal sebanyak dua kali dikarenakan tali yang digunakan tidak cukup kuat untuk menjerat sang buaya.

https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/02/07/3485290094.jpg

Tili mengatakan bahwa banyak orang tidak percaya dengan niatannya untuk melakukan penyelamatan sang buaya bahkan tak sedikit yang menganggapnya tak serius. Ia juga menambahkan bahwa niatnya hanya ingin membantu hewan tersebut karena merasa kasian melihatnya terjebak ban bekas motor tersebut.

Dan akhirnya hari pembebasan itu tiba. Senin sore di area sekitar sungai Jembatan Palu II, Jalan I Gusti Ngurah Rai, saat buaya "berkalung" ban ini mulai memakan umpan yang telah disiapkan, Tili dibantu oleh warga lainnya menarik sang buaya ke daratan dan langsung mengingat serta menutup area wajah dari buaya itu. Setelah tertangkap, hal yang dilakukan selanjutnya memotong ban yang menjerat leher buaya tersebut. Proses pelepan "kalung" ban yang menjeratnya bahkan baru selesai pada malam harinya. Momen menarik yang terlihat adalah saat suasana riuh dipenuhi sorak gembira warga mengiringi kebebasan buaya saat dilepas dan berenang kembali ke sungai.

https://assets.jalantikus.com/assets/cache/769/330/hiburan/2022/02/08/buaya-berkalung-ban-akhirnya-bebas-dari-lilitan-ee09c.jpg

Seperti yang sudah disebutkan, bahwa ini bukan pertama kalinya upaya pembebasan dilakukan pada buaya ini. Saat pertama kalinya berita mengenai buaya "berkalung" ban ini mencuat, berbagai media termasuk media asing terutama yang bergerak dalam bidang lingkungan, ramai menyoroti kondisi dari buaya ini.

Bahkan media lokal serta Internasional menyebutnya dengan nama " buaya kalung ban ". Sosok seperti Panji Sang Petualang hingga pakar pemerhati buaya yang berasal dari Australia, Matt Wright dan Chris Wilson pada 2020 lalu juga pernah melakukan upaya pembebasan yang sama pada buaya ini. Wright dan Wilson bahkan menghabiskan waktu sekitar 10 hari dengan memakai berbagai macam alat mulai dari perangkap baja hingga drone tombak , namun tetap tak bisa menangkap buaya unik ini.

Wright bahkan mengatakan bahwa hewan ini adalah salah satu buaya tersulit yang pernah ditanganinya. Yang terakhir adalah Foresst Gelante bersama dengan tim dari Discovery Channel mencoba penyelamatan yang sama namun juga tanpa hasil. 

Kejadian dari buaya "berkalung" ban ini sudah sejak lama menjadi perhatian dari Balai Kenservasi dan Sumber Daya Alam - BKSDA Sulawesi Tengah. Bahkan, BKSDA sampai pernah mengadakan sayembara berhadiah bagi siapapun yang bisa menangkap dan membebaskan buaya "berkalung" ban tersebut, meski jumlah besaran dan hadiah seperti apa yang akan diberikan BKSDA tidak disebutkan.

Namun, siapa sangka bahwa malaikat penyelamat buaya ini justru dilakukan oleh seorang warga lokal biasa yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang burung. Tapi yang jelas, apa yang dilakukan oleh seorang Tili kembali sukses menjadi perhatian dunia disertai pujian dan menjadi pemberitaan media luar mulai dari Reuters, ABC News dan lainnya.

Baca juga : Cemilan Yang Tidak Biasa, Berani Coba?


Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad


Buttom Ads Post